LOMBOK TIMUR - Keberadaan Air Terjun Durian Indah di Desa jeruk Manis kecamatan Sikur Lombok Timur menjadi nikmat tersendiri bagi setiap pengunjungnya. Pasalnya Waterfall yang terletak di lembah hutan yang bisa dijangkau melalui jalur persawahan itu, menyimpan sejuta keindahan. Lokasinya yang begitu nyaman bisa sebagai alternatif berlibur oleh setiap pengunjung bersama sahabat, kerabat dan keluarga. Waterfall yang diapit oleh dua desa wisata itu, yakni Desa Tetebatu dan Jeruk Manis sangat mudah dijangkau oleh siapapun. Kondisi airnya yang jernih menaruhnya sebagai primadona bagi setiap pengunjungnya.
Salah seorang Pengelola Destinasi Wisata Air Terjun Durian Indah Desa Jeruk Manis Sukran menyebutkan, dibukanya destinasi wisata itu sedikit memberikan peluang kepada pemuda dalam meraup rezeki. Pasalnya sejak mulai beroperasi beberapa bulan yang lalu mampu membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda. Sebagai pengelola Ia telah diberikan mandat oleh pemdes melalui surat keputusan (SK) dalam bekerja.
"Kami bersyukur tempat ini bisa dikelola pemdes,"sebutnya.
Kepala Desa Jeruk Manis Nurhadi Muis menyebutkan, Waterfall Durian Indah yang ada didesanya itu, merupakan salah satu aset yang harus dikembangkan. Sehingga Ia akan memanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dijadikan sebagai pendapatan asli desa (PADes)nya.
Keberadaannya akan mampu meminimalisir pengangguran di Desa yang dipimpinnya. Pihkanya sangat optimis obyek wisata tersebut akan berkembang dan bisa mendongkrak pendapatan desa. Bahkan kedepan akan bisa menyaingi Air Terjun jeruk manis yang dikelola oleh Taman Nasional Gunung Rinjani.
Tempatnya aman dan bukan berada pada batang sungai, membuatnya tidak berbahaya dikunjungi walaupun dimusim hujan. Karena sumber airnya berasal dari mata air yang ada di sekitar sana dan rembesan rembesan air yang tidak langsung dari gunung.
"Jadi bahaya bisa dikatakan sangat kecil,"sebutnya.
Dikatakan Mu'is bahwa keberadaannya juga yang berbatasan dengan desa wisata sangat spesifik bisa dijangkau dari kedua desa. Namun dengan kejadian gempa bumi yang melanda pada satu tahun yang lalu membuat pengunjung sedikit kurang. Ditambah lagi dengan wabah covid 19 ini membuat tempat itu sepi tidak ada pengunjung. Sehingga pihaknya terpaksa belum bisa maksimal dalam pengelolaan.
Adapun dalam memaksimalkan tempat wisata itu, pihaknya telah membebaskan tanah warga yang akan dipersiapkan untuk menjangkau lokasi tersebut. Kedepan setelah kegiatan fisiknya jadi, Pemerintah Desa akan menyerahkan pengelolaan sepenuhnya ke badan usaha milik desa (BUMDes).
Memang awalnya banyak sekali pengunjung yang menikmati tempat itu. Sehingga pihaknya menugaskan beberapa pemuda untuk menjaganya yang di SK-an oleh desa.
Akan tetapi karena adanya virus Corona dan membuat pengunjung menjadi sepi mengakibatkan pengelolanya tidak terlalu mau untuk mengurusnya.
"Dulunya saat beroperasi dan banyak pengunjung yang datang. Penghasilan yang didapatkan oleh Pengelolanya lumayan besar sebab hasilnya terbagi menjadi tiga bagian. Sebagian untuk desa,dua bagian untuk pengelola dan satu bagian itu di gunakan untuk menata agar terlihat bagus dan indah. kalau ada yang rusak dan butuh perbaikan mereka yang akan perbaiki sendiri,"sebutnya.(TR)