Selong - Konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diselenggarakan di Desa Tetebatu Selatan Kecamatan Sikur Lombok Timur. Sabtu(29/2).
Pelaksana Tugas (PLT) Persatuan Wartawan Indonesia NTB H.Nasrrudin Zain dalam sambutannya mengatakan, Salah satu langkah dari dewan pers dalam menciptakan ekosistem pers adalah menciptakan pers yang sehat dengan tidak ada tangan dibawah dan tidak ada tangan di atas akan tetapi harus berjabatan berimbang.
"Itulah pola yang diinginkan dan kita kembangkan kedepan,"jelasnya.
Dikatakan, Nasruddin bahwa, Pola kemitraan kedepannya akan terus digalakkan sehingga menciptakan output ekosistem pers yang sehat. Ekosistem persnya sehat tentunya dimulai dari wartawan yang sehat. Melalui proses perekrutan yang dilihat dari sisi profesional, pendidikan, Kapasitas dan integritas.
"Saya fikir inilah langkah-langkah kedepan untuk bagaimana membangun pers yang ada didaerah ini, untuk tidak menjadi buah bibir, bahwa pers selalu mencari kesalahan orang,"sebutnya.
Nasruddin, mengajak kepada semua untuk tetap bekerjasama dengan simbolismutualisme, dengan tetap menjaga keseimbangan, dan mengedepankan prinsif jurnalistik dengan tujuan untuk menciptakan dan menjaga ekosistem pers yang sehat.
"Kita boleh berbeda pandangan dan fikiran tapi kita harus tetap bersatu,"ajaknya.
Ketua PWI pusat Ahmad Munir menyebutkan, konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) merupakan kegiatan rutinitas organisasi. Dimana pada forum tersebut, para anggota PWI yang memenuhi syarat, berhak untuk memilih ketua yang baru. Kegiatan itu, Ia, menyebutnya sangat penting serta sangat strategis bagi keberlangsungan PWI di NTB
Sekaligus memastikan ekosistem pers menjadi baik.
"Sekarang ini ekosistem pers kita belum sehat bahkan tidak sehat,"sebutnya.
Lanjut Munir menilai bahwa setiap orang sangat mudah untuk menjumpai atau mengakui diri berlabelkan wartawan. "Dimana-mana sangat mudah, padahal kadang-kadang mereka tidak punya kemampuan, kompetensi menjadi wartawan,"ujarnya.
Oleh karena itu, Tambah Munir, Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PPPWI) yang sebagai konstituan dan penyangga dewan pers dan yang diberikan kewenangan melalui Undang-Undang serta regulasi yang jelas dalam mengatur dunia jurnalistik.
"Kita berupaya keras membangun ekosistem pers yang sehat"tambahnya.
Adapun Sebut Munir, Untuk menciptakan Pers yang sehat dilakukannya melalui beberapa pendekatan utama yang digalakkan oleh dewan pers. yakni standarisasi perusahaan pers yang memiliki kompetensi dibidang pers.
"Selain terdaftar di Dewan pers dia harus memiliki perangkat regulasi sesuai dewan pers. Pemimpin Redaksinya harus uji kompetensinya kelas utama, Perusahaannya harus menggaji sesuai dengan UMR, harus ada jenjang karir serta membuat jaminan sosial bagi wartawan,"sebutnya.
Lebih lanjut dikatakan Munir, memastikan Wartawan itu memiliki kompetensi sebagai wartawan. Sebab ada tiga klaster yang harus dimiliki Perusahaan pers yakni wartawan Muda, wartawan madya dan wartawan Utama.
"Wartawan utama adalah Pimred dan Redpel wartawan madya itu redaktur dan wartawan muda adalah pewarta. Jadi instrumen ini yang dipakai oleh dewan pers untuk membangun ekosistem yang sehat,"katanya.
Sekarang ini beber munir, ada sekitar 43 ribu perusahaan online di seluruh Indonesia yang aktif, dan yang terverfikasi hanya lima ratus - Tujuh ratus. Dan Ada ribuan penerbitan cetak tetapi yang terverfikasi cuma lima ratusan.
"Jauh panggang dari api. Akibatnya, praktek wartawan abal-abal merajalela. kerjaannya memeras,memaksa, meminta dst. Oleh karena itu PWI hadir sebagai penyangga dewan pers,"bebernya.
Bupati Lombok Timur melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur H.M Juaini Taufik, menyebutkan, selaku utusan dari Bupati dan wakil Bupati mengucapkan selamat datang kepada semua peserta dan selamat berkonferensi.
"Ini adalah forum yang sangat strategis yang dilaksanakan lima tahun sekali,"ucapnya.